Jumat, 06 April 2012

Tragedi 2006, Dili, Timor Leste


6 TAHUN TRAGEDI APRIL BERDARAH
(Noticia Diario April 2006)
Dili, Timor Leste

By Vladimir Ageu DE SAFI’I

 Sekelompok orang melintas,
Berulang kali, dengan rombongan berbeda.
Menggenggam sebungkus buntalan.
Entah, apa isinya.

Setiap berpapasan pandang,
Raut muka Nampak menegang.
Penuh kecurigaan,
Meskipun telah lama saling mengenal.

“Bomdia, Mistre! (Selamat Pagi, Pak Dosen!)”
Sapa salah seorang padaku.
Kebetulan aku mengenalnya.
Salah satu mahasiswaku.

“Boatarde (Selamat Siang/Sore), Bapak!”
Sapa seorang pemuda pedaku.
“Bapak” adalah sebutan untuk seluruh orang Indonesia,
Sejak awal okupasi hingga kini.
Ia menyapaku begitu, karena ia tahu aku berasal dari “Bapak.”

Segalanya serba simpang siur.
Sesimpang dan siurnya lalu-lalang orang.
Segalanya bercampur aduk.

Kutatapi satu-persatu orang-orang yang berdiri di sekitarku
Penuh kecemasan
Penuh ketakutan

Benar. Beberapa hari yang akan dating,
6 tahun yang lalu,
Di bulan ini, April.

“Kami berjumlah lebih dari 600 anggota, Bapak,” jelas salah satunya padaku.
“Selama empat hari, kami akan melakukan aksi protes,” lanjutnya.
“Ini akan terus berlanjut,” sambung yang lain.
“Akan merembet dan meluas!” tegas yang kukenal.

Bukan hanya aku sendiri yang mendengarnya.
Setidak-tidaknya, semua yang tinggal di sekitarku.
Kebetulan, bersebelahan dan menjadi jalanan utama…
Menuju kamp konsentrasi mereka: Petisioner dan Karantina.

Benar. Setengah tidak percaya,
Meskipun telah terprdiksikan.
Pecah dan meletus.

“Dor! Dor!” suara tembakan bertubi-tubi.
Dari atas bukit.
Di atas bairo (kampong) tempat kami tinggal.
Sekitar lima menit.

Larii, pontang-panting.
Muka-muka seram, makin geram.
Meski, ada juga raut ketakutan.

Kios-kios mulai dibakar.
Rumah, tepat bersebelahan dengan rumahku, dihancurkan.
Di depanku juga.

“Bapak, dua mayat ditemukan di atas bukit!”
Awal tragedi: 28 April 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar